Topologi
BUS
Topologi
Bus
Topologi
bus ini sering juga disebut sebagai topologi backbone, dimana ada
sebuah kabel coaxial yang dibentang kemudian beberapa komputer
dihubungkan pada kabel tersebut.
-
Secara sederhana pada topologi bus, satu kabel media transmisi dibentang dari ujung ke ujung, kemudian kedua ujung ditutup dengan “terminator” atau terminating-resistance (biasanya berupa tahanan listrik sekitar 60 ohm).
GAMBAR
1: Prinsip Topologi Bus
-
Pada titik tertentu diadakan sambungan (tap) untuk setiap terminal.
-
Wujud dari tap ini bisa berupa “kabel transceiver” bila digunakan “thick coax” sebagai media transmisi.
-
Atau berupa “BNC T-connector” bila digunakan “thin coax” sebagai media transmisi.
-
Atau berupa konektor “RJ-45” dan “hub” bila digunakan kabel UTP.
-
Transmisi data dalam kabel bersifat “full duplex”, dan sifatnya “broadcast”, semua terminal bisa menerima transmisi data.
GAMBAR
2 : Koneksi kabel-transceiver
pada topologi Bus
-
Suatu protokol akan mengatur transmisi dan penerimaan data, yaitu Protokol Ethernet atau CSMA/CD.
-
Pemakaian kabel coax (10Base5 dan 10Base2) telah distandarisasi dalam IEEE 802.3, yaitu sbb:
-
Melihat bahwa pada setiap segmen (bentang) kabel ada batasnya maka diperlukan “Repeater” untuk menyambungkan segmen-segmen kabel.
-
GAMBAR
3: Perluasan topologi Bus
menggunakan Repeater
Gambar
.4. Topologi Bus
Karakteristik
Topologi BUS
• Node – node dihubungkan secara
serial sepanjang kabel, dan pada kedua ujung kabel ditutup dengan
terminator.
•
Sangat sederhana dalam instalasi
•
Sangat ekonomis dalam biaya.
•
Paket‐paket
data saling bersimpangan pada suatu kabel
• Tidak diperlukan hub, yang banyak
diperlukan adalah Tconnector pada setiap Ethernet
card.
• Problem yang sering terjadi adalah
jika salah satu node rusak, maka jaringan
keseluruhan dapat down,
sehingga seluruh node tidak bisa berkomunikasi dalam jaringan
tersebut.
Keuntungan
Topologi BUS
• Topologi yang sederhana
• Kabel yang digunakan sedikit untuk
menghubungkan komputer‐komputer
atau peralatan‐peralatan
yang lain
• Biayanya lebih murah dibandingkan
dengan susunan pengkabelan yang lain.
• Cukup mudah apabila kita ingin
memperluas jaringan pada topologi bus.
Kerugian
Topologi BUS
• Traffic (lalu lintas) yang padat akan
sangat memperlambat bus.
• Setiap barrel connector yang
digunakan sebagai penghubung memperlemah sinyal elektrik yang
dikirimkan, dan kebanyakan akan menghalangi sinyal untuk dapat
diterima dengan benar.
• Sangat sulit untuk melakukan
troubleshoot pada bus.
• Lebih lambat dibandingkan dengan
topologi yang lain.
Pada
topologi bus 2 ujung jaringan harus diakhiri dengan
sebuah terminator. Barel
connector dapat
digunakan untuk memperluasnya. Jaringan hanya terdiri dari satu
saluran kabel yg menggunakan kabel BNC. Komputer yg ingin terhubung
ke jaringan dpt mengkaitkan dirinya dgn men tap Ethernetnya sepanjang
kabel.
Instalasi
jaringan Bus sangat
sederhana, murah & maksimal terdiri atas 5-7 komputer. Kesulitan
yang
sering dihadapi adalah
kemungkinan terjadinya tabrakan data karena mekanisme jaringan
relatif sederhana & jika salah satu node putus maka akan
mengganggu kinerja & trafik seluruh jaringan.
Rangkuman.
Topologi bus ini sering juga disebut
sebagai topologi backbone, dimana ada sebuah kabel coaxial yang
dibentang kemudian beberapa komputer dihubungkan pada kabel tersebut.
Secara sederhana pada
topologi bus, satu kabel media transmisi dibentang dari ujung ke
ujung, kemudian kedua ujung ditutup dengan “terminator” atau
terminating-resistance (biasanya berupa tahanan listrik sekitar 60
ohm).
Silahkan berkomentar dengan sopan sesuai topik yang dibahas. Mohon tidak meninggalkan URL. Silahkan berkomentar dengan sopan serta sesuai topik dan dimohon untuk tidak meninggalkan link aktif.
Terima Kasih.
EmoticonEmoticon