Vlsm ( Variable Length Subnet Masking ) adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam... [ Selengkapnya tentang pengertian VLSM >>
Contoh 1: 130.20.0.0/20 Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu
menggunakan CIDR, maka didapat 11111111.11111111.11110000.00000000 = /20 Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir
subnet adalah4 maka Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16 Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst… sampai dengan Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari
hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :
- Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana
nilai16 diambil dari hasil perhitungan subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
Dst… sampai dengan Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24
- Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1
dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu
130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi
16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita
ubah juga menjadi8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27
Contoh 2:
Diberikan Class C network 204.24.93.0/24,
ingin di subnet dengan kebutuhan berdasarkan jumlah host: netA=14
hosts, netB=28 hosts, netC=2 hosts, netD=7 hosts, netE=28 hosts.
Secara keseluruhan terlihat untuk melakukan hal tersebut di butuhkan
5 bit host(2^5-2=30 hosts) dan 27 bit net, sehingga:
netA (14 hosts): 204.24.93.0/27 => ada
30 hosts; tidak terpakai 16 hosts
netB (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.64/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 28 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.96/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 23 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.128/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netB (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.64/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 28 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.96/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 23 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.128/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
Dengan demikian terlihat adanya ip address
yang tidak terpakai dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini mungkin
tidak akan menjadi masalah pada ip private akan tetapi jika ini di
alokasikan pada ip public(seperti contoh ini) maka terjadi pemborosan
dalam pengalokasian ip public tersebut.
Untuk mengatasi hal ini
(efisiensi) dapat digunakan metoda VLSM, yaitu dengan cara sebagai
berikut:
1. Buat urutan
berdasarkan penggunaan jumlah host terbanyak
(14,28,2,7,28 menjadi 28,28,14,7,2).
2. Tentukan blok subnet berdasarkan kebutuhan host:
28 hosts + 1 network + 1 broadcast = 30 –> menjadi 32 ip ( /27 )
14 hosts + 1 network + 1 broadcast = 16 –> menjadi 16 ip ( /28 )
7 hosts + 1 network + 1 broadcast = 9 –> menjadi 16 ip ( /28 )
2 hosts + 1 network + 1 broadcast = 4 –> menjadi 4 ip ( /30 )
(14,28,2,7,28 menjadi 28,28,14,7,2).
2. Tentukan blok subnet berdasarkan kebutuhan host:
28 hosts + 1 network + 1 broadcast = 30 –> menjadi 32 ip ( /27 )
14 hosts + 1 network + 1 broadcast = 16 –> menjadi 16 ip ( /28 )
7 hosts + 1 network + 1 broadcast = 9 –> menjadi 16 ip ( /28 )
2 hosts + 1 network + 1 broadcast = 4 –> menjadi 4 ip ( /30 )
Sehingga blok subnet-nya menjadi:
netB (28 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netA (14 hosts): 204.24.93.64/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 0 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.80/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 7 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.96/30 => ada 2 hosts; tidak terpakai 0 hosts
netB (28 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netA (14 hosts): 204.24.93.64/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 0 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.80/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 7 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.96/30 => ada 2 hosts; tidak terpakai 0 hosts
Terdapat topologi seperti dibawah ini, maka
pembagian subnetnya dapat digambarkan seperti di bawah dengan cara
CIDR/VLSM.
kemudian topologi tersebut bisa kita
simulasikan ke sebuah paket tracer. Packet
Tracer adalah simulator
alat-alat jaringan Cisco yang sering digunakan sebagai media
pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi
jaringan komputer. Program ini dibuat oleh Cisco
Systems dan
disediakan gratis untuk fakultas, siswa dan alumni yang telah
berpartisipasi di Cisco
Networking Academy.
Tujuan utama Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat bagi siswa
dan pengajar agar dapat memahami prinsip jaringan komputer dan juga
membangun skill di bidang alat-alat jaringan Cisco. Packet
Tracer adalah sebuah software yang dikembangkan oleh Cisco. Dimana
software tersebut berfungsi untuk membuat suatu jaringan komputer
atau sering disebut dengan computer network. Dalam program ini telah
tersedia beberapa komponen–kompenen atau alat–alat yang sering
dipakai atau digunakan dalam system network tersebut, Misalkan contoh
seperti kabel Lan cross over, console, hub, switches, router dan lain
sebagainya. Sehingga kita dapat dengan mudah membuat sebuah simulasi
jaringan computer di dalam PC Anda, simulasi ini berfungsi untuk
mengetahui cara kerja pada tiap–tiap alat tersebut dan cara
pengiriman sebuah pesan dari komputer 1 ke computer lain dapat di
simulasikan juga disini.
Silahkan berkomentar dengan sopan sesuai topik yang dibahas. Mohon tidak meninggalkan URL. Silahkan berkomentar dengan sopan serta sesuai topik dan dimohon untuk tidak meninggalkan link aktif.
Terima Kasih.
EmoticonEmoticon