Framming
Untuk
melayani network layer, data link layer harus menggunakan layanan
yang disediakan oleh physical layer. Apa yang dilakukan phisical
layer adalah menerima aliran raw bit dan berusaha mengirimkannya ke
tujuan. Aliran bit ini tidak di jamin bebas dari error. Jumlah bit
yang diterima mungkin bisa lebih sedikit, sama atau lebih banyak dari
jumlah bit yang di transmisikan dan juga bit-bit itu memiliki nilai
yang berbeda-beda. Bila diperlukan, data link layer bertanggung jawab
untuk mendeteksi dan mengoreksi error.
Pendekatan
yang umum dipakai adalah data link layer memecahkan aliran bit
menjadi frame-frame dan menghitung checksum setiap frame-nya.
Memecahkan-mecahkan aliran bit menjadi frame-frame lebih sulit
dibanding dengan apa yang di bayangkan.
Untuk
memecah-mecahkan aliran bit ini, digunakan metode-metode khusus. Ada
empat buah metode yang dipakai dalam pemecahan bit menjadi frame,
yaitu:
-
Karakter penghitung.
-
Pemberian karakter awal dan akhir, dengan pengisian karakter.
-
Pemberian flag awal dan akhir, dengan pengisian bit.
-
Pelanggaran pengkodean physical layer.
-
Karakter penghitung
Metode ini menggunakan sebuah field pada
header untuk menspesifikasikan jumlah karakter di dalam frame. ketika
data link layer pada komputer yang dituju melihat karakter
penghitung, maka data link layer akan mengetahui jumlah karakter yang
mengikutinya dan kemudian juga akan mengetahui posisi ujung
frame-nya. Teknik ini bisa dilihat pada Gambar 4.3 di bawah ini,
dimana ada empat buah frame yang masing-masing berukuran 5,5,8 dan 8
karakter.
Gambar 3
sebuah aliran karakter tanpa
error
Masalah yang akan timbul pada aliran
karakter ini apabila terjadi error transmisi. Misalnya, bila hitungan
karakter 5 pada frame kedua menjadi 7 (Gambar 4.4), maka tempat yang
dituju tidak sinkron dan tidak akan dapat mengetahui awal frame
berikutnya. Oleh karena permasalahan ini, metode hitungan karakter
sudah jarang dilakukan.
Gambar
4 sebuah
aliran karakter dengan sebuah
-
Pemberian karakter awal dan akhir
Metode yang kedua ini mengatasi masalah
resinkronisasi setelah terjadi suatu error dengan membuat
masing-masing frame diawali dengan deretan karakter DLE, STX, ASCII,
dan ETX.
Masalah yang akan terjadi pada metode ini
adalah ketika data biner ditransmisikan. Karakter-karakter DLE, STK,
DLE dan ETX yang terdapat pada data akan mudah sekali mengganggu
framming. Salah satu cara untuk mengatasi masalah ini adalah dengan
membuat data link layer, yaitu pengirim menyisipkan sebuah karakter
DLE ASCII tepat
sebelum karakter DLE pada data. Teknik ini
disebut character stuffing (pengisian karakter) dan cara pengisiannya
dapat dilihat pada gambar 4.5
STX
A
DLE
DLE
B
DLE
ETX
DLE
DLE
STX
A
DLE
B
DLE
ETX
DLE
yang disisipkan
Gambar .5 pengisian
karakter
-
Pemberian flag awal dan akhir
Teknik baru memungkinkan frame data berisi
sejumlah bit dan mengijinkan kode karakter dengan sejumlah bit per
karakter. Setiap frame diawali dan diakhiri oleh pola bit khusus,
01111110, yang disebut byte flag. Kapanpun data link layer pada
pengirim menemukan lima buah flag yang berurutan pada data, maka data
link layer secara otomatis mengisikan sebuah bit 0 ke aliran bit
keluar. Pengisian bit ini analog dengan pengisian karakter, dimana
sebuah DLE diisikan ke aliran karakter keluar sebelum DLE pada data
(Gambar 4.6)
Ketika penerima melihat lima buah bit 1
masuk yang berurutan, yang diikuti oleh sebuah bit 0, maka penerima
secara otomatis menghapus bit 0 tersebut. Bila data pengguna berisi
pola flag, 01111110, maka flag ini akan ditransmisikan kembali
sebagai 0111111010 tapi akan disimpan di memori penerima sebagai
01111110.
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
Pengisian
bit
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
Gambar
6 pengisian bit
-
pelanggaran pengkodean physical layer
Metode yang terakhir hanya bisa digunakan
bagi jaringan yang encoding pada medium fisiknya mengandung
pengulangan. Misalnya, sebagian LAN melakukan encode bit 1 data
dengan menggunakan 2 bit fisik. Umumnya, bit 1 merupakan pasangan
tinggi rendah dan bit 0 adalah pasangan rendah-tinggi. Kombinasi
pasangan tinggi-tinggi dan rendah-rendah tidak digunakan bagi data.
-
Paket data
Pada saat data akan ditransmisikan, maka
data akan dibagi menjadi paket yang kecil-kecil. Hal ini dilakukan
karena:
-
Jaringan tertentu hanya dapat menerima paket dengan panjang tertentu (misal ARPANET hanya mampu mengirim paket sebanyak 8063).
-
Jenis flow control tertentu akan efisien jika berita yang dikirim dibagi dalam paket-paket yang kecil (misal pada select repeat ARQ bila terjadi kerusakan data pada saat transmisi, maka transmitter hanya perlu mengirim kembali paket data tersebut)
-
Agar pengiriman jaringan tidak didominasi oleh user tertentu, karena dengan paket data maka setiap user dapat di batasi jumlah paket data yang akan dikirimkan sehingga dapat bergantian dengan user lainnya dalam memanfaatkan jaringan tersebut.
-
Paket data yang kecil hanya memerlukan buffer yang kecil pada bagian receiver.
Akan tetapi dalam melakukan pemotongan data
menjadi paket data menjadi paket data, harus memperhatikan bahwa data
tidak boleh dipotong terlalu kecil, karena :
-
Setiap data memerlukan bit overhead (tiap paket harus disertai dengan SYN, ADDRESS, CONTROL FIELD, CRC, FLAG, dan lain-lain). Pengiriman paketakan efisien jika bagian data lebih besar dari bit overhead.
-
Bila paket data terlalu kecil maka waktu pemrosesan yang di perlukan untuk pemrosesan sebuah paket yang besar.
Berikut ini beberapa contoh paket (frame)
data dari standart IEEE 802 yang secara umum telah banyak digunakan
sebagai standart paket data.
-
Format frame data standart IEEE 802.3 (Gambar 4.7).
Bytes 7
1 2 of 6 2 or 6 2 d-1500 0-40
4
Start
of frame delimeter sength of data bold
Gambar 7
format frame IEEE 802.3 (gambar 4.7)
-
Format frame data standart IEEE 802.4 (Gambar 4.8)
Destination address | Sourcea adress | data | ehedesum |
Frame
control
Start
delimeter
preamble
Gambar 8
format frame IEEE 802.4
-
Format frame data standart IEEE 802.5 (gambar 4.9).
Bytes
1 1 1 2 or 6 2 or 6 no limit 4
1 1
Frame
status
Acces
control frame
control end delimeter
Starting
dalimeter
Gambar .9 format
frame IEEE 802.5
[ baca berikutnya> Sistem penyandian bit data>
Silahkan berkomentar dengan sopan sesuai topik yang dibahas. Mohon tidak meninggalkan URL. Silahkan berkomentar dengan sopan serta sesuai topik dan dimohon untuk tidak meninggalkan link aktif.
Terima Kasih.
EmoticonEmoticon